
JAKARTA - Permainan egrang bukan sekadar hiburan tradisional. Lebih dari itu, permainan ini mengandung filosofi hidup yang mendalam: untuk mencapai keseimbangan, seseorang harus terus bergerak. Egrang mengajarkan keberanian, ketekunan, dan fokus melalui aktivitas yang menyenangkan sekaligus menantang.
Permainan yang menggunakan tongkat bambu panjang sebagai pijakan kaki ini telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda dan mulai populer pada sekitar tahun 1960-an di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Seiring waktu, egrang menyebar ke berbagai wilayah Nusantara dan menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Sejarah dan Penyebaran Egrang di Nusantara
Baca Juga
Egrang awalnya bukan hanya permainan, melainkan alat bantu untuk melewati area banjir. Masyarakat menggunakan tongkat bambu panjang agar dapat berjalan di atas permukaan air atau tanah berlumpur. Namun seiring perkembangan zaman, egrang bertransformasi menjadi permainan anak-anak dan bahkan menjadi salah satu permainan lomba yang meriah di perayaan 17 Agustus.
Di setiap daerah, egrang dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda:
Jawa Tengah: jangkungan, terinspirasi dari nama burung berkaki panjang.
Sumatera Barat: tengkak, yang berarti pincang.
Bengkulu: ingkau, atau sepatu bambu.
Kalimantan Barat: batungkau.
Kalimantan Selatan: kenje.
Alat egrang dibuat dari bambu atau kayu dengan pijakan kaki agar pemain bisa melangkah. Tinggi egrang bervariasi sesuai usia pengguna. Untuk anak-anak, tingginya sekitar 120 cm dengan pijakan 50 cm. Sementara untuk orang dewasa, egrang bisa mencapai 2,5 meter dengan pijakan setinggi 1 meter.
Manfaat Bermain Egrang
Bermain egrang menuntut keseimbangan, kekuatan, dan fokus. Aktivitas ini memberikan berbagai manfaat fisik dan mental, antara lain:
Melatih Keseimbangan dan Koordinasi: Pemain harus menjaga tubuh tetap tegak di atas tongkat, yang melatih koordinasi antara mata, kaki, dan otot inti.
Meningkatkan Keberanian: Awalnya menakutkan, egrang mendorong pemain untuk berani menghadapi tantangan tanpa takut terjatuh.
Melatih Ketekunan dan Kesabaran: Butuh latihan berulang agar bisa berjalan stabil, sehingga mental pemain terasah dalam menghadapi kegagalan dan belajar bangkit kembali.
Menguatkan Otot dan Kesehatan Fisik: Egrang melibatkan otot kaki, tangan, dan inti tubuh, membantu membentuk postur yang lebih kuat dan seimbang.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Saat berhasil melangkah dan berjalan di egrang, pemain merasa bangga dan percaya diri.
Mengasah Fokus dan Konsentrasi: Agar tidak terjatuh, pemain harus fokus pada langkah, pijakan, dan ritme tubuh.
Selain manfaat fisik, egrang juga sarat dengan filosofi hidup. Prinsip keseimbangan dalam permainan mengajarkan bahwa dalam hidup, seseorang harus terus bergerak. Jika berhenti atau terlalu lama diam, kemungkinan gagal atau “terjatuh” akan meningkat.
Egrang Sebagai Warisan Budaya
Meskipun popularitas egrang kini mulai berkurang, permainan ini tetap menjadi bagian penting dari budaya Nusantara. Banyak lomba 17 Agustus yang mempertahankan egrang sebagai salah satu cabang permainan tradisional. Anak-anak generasi sekarang didorong untuk mencoba egrang agar nilai-nilai budaya tidak punah.
Egrang juga mengandung pesan simbolis yang mendalam: agar kehidupan berjalan seimbang, kita harus aktif bergerak, belajar, dan beradaptasi. Filosofi ini relevan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, karier, hingga hubungan sosial.
Tips Bermain Egrang
Bagi yang baru ingin mencoba, beberapa tips dapat membantu menguasai permainan ini:
Mulai dari egrang pendek: Anak-anak atau pemula sebaiknya menggunakan egrang yang lebih rendah agar lebih mudah menyeimbangkan tubuh.
Cari permukaan datar: Hindari bermain di permukaan licin atau tidak rata untuk mengurangi risiko cedera.
Gunakan pengaman: Untuk pemula, bisa menambahkan pegangan tambahan atau bermain di dekat tembok.
Latihan rutin: Seperti olahraga lain, latihan berulang akan membantu meningkatkan kestabilan dan kepercayaan diri.
Fokus pada pijakan kaki: Perhatikan langkah dan pijakan agar tetap seimbang.
Egrang bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga sarana untuk melatih tubuh dan mental. Dengan mengenalkan egrang pada anak-anak generasi muda, nilai budaya sekaligus filosofi hidup tentang keseimbangan dapat tetap hidup. Bermain egrang mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan, kita harus terus bergerak, beradaptasi, dan tidak takut menghadapi tantangan.
Melalui permainan ini, anak-anak belajar tidak hanya keterampilan fisik, tetapi juga kesabaran, keberanian, dan fokus bekal penting untuk kehidupan mereka di masa depan. Egrang tetap menjadi simbol bahwa keseimbangan hidup tercapai saat kita berani melangkah maju.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Como vs Genoa: Laga Krusial untuk Tren Positif I Lariani
- 16 September 2025
2.
Espanyol vs Mallorca: Pertarungan Taktik dan Produktivitas Gol
- 16 September 2025
3.
Al-Ahli Saudi vs Nasaf: Comeback Dramatis Cetak Gol Akhir
- 16 September 2025
4.
Kisah Inspiratif Owen Cooper, Aktor Remaja Pemenang Emmy
- 16 September 2025
5.
Kemenangan Dramatis PSS Sleman Awali Liga 2 2025/2026
- 16 September 2025