
JAKARTA - Industri asuransi jiwa kredit tengah menghadapi tantangan baru seiring perlambatan penyaluran kredit perbankan. Produk ini yang selama ini erat kaitannya dengan pertumbuhan pinjaman bank, kini ikut merasakan imbas dari melambatnya kinerja sektor perbankan.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai, perlambatan kredit bank yang terjadi sejak awal tahun berbanding lurus dengan melemahnya permintaan polis asuransi jiwa kredit. Kondisi tersebut semakin menegaskan bahwa kinerja industri asuransi tidak bisa dilepaskan dari dinamika makroekonomi yang lebih luas.
Perlambatan Kredit Bank Tekan Asuransi Jiwa Kredit
Baca JugaJadwal, Rute, dan Harga Tiket Kapal Pelni Ambon-Surabaya September 2025
Per Juli 2025, penyaluran kredit perbankan hanya tumbuh 7,03%. Angka ini menunjukkan perlambatan dibanding periode sebelumnya dan berdampak langsung terhadap perkembangan asuransi jiwa kredit.
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, menjelaskan bahwa premi dari produk asuransi jiwa kredit sangat bergantung pada volume pinjaman yang disalurkan, baik untuk kredit konsumtif maupun produktif.
“AAJI juga mencermati bahwa kinerja asuransi jiwa kredit sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor makroekonomi, seperti tingkat inflasi, suku bunga, stabilitas ekonomi nasional dan global, serta daya beli masyarakat,” ungkap Togar di Jakarta.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa setiap kali ada perlambatan pada sektor perbankan, asuransi jiwa kredit akan menjadi salah satu lini produk yang paling cepat terdampak.
Industri Asuransi Jiwa Masih Tumbuh di Tengah Tekanan
Meskipun menghadapi tekanan di segmen asuransi jiwa kredit, kinerja industri asuransi jiwa secara keseluruhan masih menunjukkan perkembangan positif.
AAJI mencatat, pada semester I-2025 total pendapatan premi mencapai Rp87,60 triliun. Angka ini memang turun tipis sekitar 1% secara tahunan, namun jika dihitung secara disetahunkan (weighted), masih ada pertumbuhan 3,9% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, premi lanjutan mengalami kenaikan 6,1%, sementara jumlah tertanggung meningkat cukup signifikan, yakni 8,8% pada semester I-2025. Togar menilai, hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi sebagai instrumen perlindungan jangka panjang semakin menguat.
"Ini menegaskan semakin bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai instrumen perlindungan jangka panjang," tegasnya.
Data Premi Masih Agregat, Segmen Kredit Belum Terpisah
Walaupun keterkaitan erat antara kredit bank dan asuransi jiwa kredit sudah jelas terlihat, AAJI menyebutkan bahwa pihaknya belum memiliki publikasi data spesifik yang menunjukkan kontribusi premi dari segmen asuransi jiwa kredit secara terpisah.
Data premi yang dihimpun AAJI saat ini masih dilaporkan secara agregat berdasarkan produk tradisional dan unitlink. Artinya, pengaruh perlambatan kredit terhadap segmen asuransi jiwa kredit belum bisa digambarkan secara detail melalui laporan resmi.
Kendati demikian, tren melambatnya penyaluran kredit diyakini akan terus memberi tekanan pada asuransi jiwa kredit, mengingat produk ini secara langsung mengikuti pertumbuhan kredit perbankan.
Tantangan Makroekonomi dan Arah Industri
Selain faktor perlambatan kredit, AAJI menegaskan bahwa ada banyak variabel makroekonomi yang memengaruhi kinerja industri asuransi jiwa, khususnya asuransi jiwa kredit. Tingkat inflasi yang tinggi, pergerakan suku bunga, hingga ketidakpastian kondisi ekonomi global menjadi variabel penting yang harus dicermati.
Bila inflasi meningkat, daya beli masyarakat akan tertekan, sehingga memengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil pinjaman maupun membeli produk asuransi. Demikian pula dengan suku bunga, yang jika berada pada level tinggi dapat membuat kredit semakin mahal dan berdampak pada permintaan polis asuransi jiwa kredit.
AAJI menilai, sinergi antara sektor perbankan, asuransi, dan kebijakan pemerintah akan menjadi kunci agar industri tetap tumbuh di tengah tantangan ekonomi yang dinamis.
Optimisme Tetap Ada
Walaupun menghadapi perlambatan, prospek jangka panjang industri asuransi jiwa, termasuk segmen asuransi jiwa kredit, tetap menjanjikan. Pertumbuhan jumlah tertanggung serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan keuangan memberikan sinyal positif.
Dengan penguatan literasi keuangan, inovasi produk, serta kolaborasi dengan perbankan, industri asuransi diharapkan bisa menjaga momentum pertumbuhan meski menghadapi berbagai tekanan dari sisi eksternal.
Industri asuransi jiwa kredit memang tidak terlepas dari tantangan yang bersumber dari perlambatan kredit bank. Namun, kinerja agregat yang masih positif serta peningkatan kesadaran masyarakat memberi harapan bahwa sektor ini mampu bertahan dan beradaptasi. Dalam jangka panjang, peran asuransi sebagai penopang perlindungan finansial akan semakin relevan di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Jadwal, Rute, dan Harga Tiket Kapal Feri Bira-Selayar September 2025
- Selasa, 16 September 2025
Jasa Marga Genjot Inovasi Layanan, Kinerja Semester I-2025 Melesat
- Selasa, 16 September 2025
Terpopuler
1.
Como vs Genoa: Laga Krusial untuk Tren Positif I Lariani
- 16 September 2025
2.
Espanyol vs Mallorca: Pertarungan Taktik dan Produktivitas Gol
- 16 September 2025
3.
Al-Ahli Saudi vs Nasaf: Comeback Dramatis Cetak Gol Akhir
- 16 September 2025
4.
Kisah Inspiratif Owen Cooper, Aktor Remaja Pemenang Emmy
- 16 September 2025
5.
Kemenangan Dramatis PSS Sleman Awali Liga 2 2025/2026
- 16 September 2025