Selasa, 16 September 2025

AAUI Laporkan Premi Tumbuh dan Klaim Turun Semester Pertama

AAUI Laporkan Premi Tumbuh dan Klaim Turun Semester Pertama
AAUI Laporkan Premi Tumbuh dan Klaim Turun Semester Pertama

JAKARTA - Industri asuransi umum dan reasuransi menunjukkan pemulihan kinerja yang signifikan sepanjang paruh pertama 2025. Setelah pada tahun lalu sempat terpukul oleh penyesuaian cadangan premi jangka panjang dan klaim IBNR (Incurred But Not Reported), kini tren berbalik arah dengan catatan laba yang solid.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengumumkan, laba bersih industri asuransi umum per semester I 2025 mencapai Rp7,9 triliun. Angka ini berbalik arah dari rugi Rp4,2 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Sementara itu, industri reasuransi juga menguat dengan mencatat laba bersih Rp671 miliar, naik dari Rp413 miliar pada semester I 2024.

Stabilitas Akuntansi Jadi Faktor Pendorong

Baca Juga

Jadwal, Rute, dan Harga Tiket Kapal Pelni Ambon-Surabaya September 2025

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset, Trinita Situmeang, menegaskan bahwa perbaikan kinerja ini tidak lepas dari penyesuaian metode akuntansi yang lebih konsisten.

“Di kuartal kedua telah menunjukkan perbaikan, kenaikannya cukup jauh menjadi masing-masing laba sebelum pajak Rp8,8 triliun dan laba setelah pajak menjadi Rp7,9 triliun (di asuransi umum),” jelas Trinita dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Menurutnya, tahun lalu industri sempat mencatat kerugian karena adanya penyesuaian cadangan premi jangka panjang dan klaim IBNR. Namun, tahun ini dengan perhitungan yang lebih stabil, hasilnya menjadi jauh lebih baik.

“Jadi, waktu dihitung setengah tahun, kira-kira tahun lalu itu (laba) minus. Dan di kuartal kedua tahun ini, kalau ditarik itu dibandingkan dengan satu semester tahun lalu hasilnya sudah membaik. Jadi ada stabilizing result di sini,” tambahnya.

Pertumbuhan Premi dan Penurunan Klaim

Selain stabilisasi metode akuntansi, dorongan positif juga datang dari pertumbuhan premi neto dan penurunan beban klaim pada industri asuransi umum.

AAUI mencatat pendapatan premi neto asuransi umum di semester I 2025 mencapai Rp33,19 triliun, tumbuh 42,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, premi neto reasuransi juga meningkat 15,2 persen yoy menjadi Rp5,12 triliun.

Dari sisi klaim, asuransi umum mencatat klaim neto Rp18,54 triliun, turun 14,7 persen yoy dibandingkan semester I 2024. Sementara reasuransi mencatat kenaikan klaim neto tipis 2,3 persen menjadi Rp4,32 triliun.

Perbaikan kinerja klaim ini berimbas langsung pada hasil underwriting. Asuransi umum berhasil membukukan hasil underwriting sebesar Rp14,08 triliun, melonjak 1.147,3 persen secara tahunan. Reasuransi juga mengalami pertumbuhan serupa, dengan hasil underwriting naik 277,7 persen yoy menjadi Rp764 miliar.

Kontribusi Investasi Tetap Stabil

Selain premi dan klaim, hasil investasi turut menopang perbaikan kinerja industri. Asuransi umum membukukan hasil investasi Rp3,86 triliun, dengan total aset investasi mencapai Rp125,03 triliun. Untuk reasuransi, hasil investasi tercatat Rp764 miliar, dengan aset investasi Rp20,88 triliun.

Trinita menyebutkan, komposisi portofolio investasi tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan tahun lalu. Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi pilihan utama dengan porsi 37,6 persen di asuransi umum dan 42,9 persen di reasuransi.

Selain itu, deposito menempati 19,7 persen untuk asuransi umum dan 28 persen untuk reasuransi. Reksa dana menyumbang 17,5 persen di asuransi umum dan 11,2 persen di reasuransi. Obligasi korporasi berkontribusi 10,6 persen pada asuransi umum dan 9,4 persen pada reasuransi.

Sementara itu, investasi lain mencapai 10,9 persen di asuransi umum dan 6,4 persen di reasuransi. Saham masih menjadi instrumen dengan porsi terendah, masing-masing 3,6 persen dan 2,1 persen.

Rasio Kecukupan Premi dan Investasi Menguat

AAUI juga menyoroti indikator keuangan lain yang menunjukkan perbaikan nyata sepanjang semester I 2025.

Rasio kecukupan premi terhadap pembayaran klaim naik menjadi 260 persen pada asuransi umum dan 250 persen pada reasuransi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jika digabung dengan biaya umum, rasio tersebut berada di level 185 persen untuk asuransi umum dan 231 persen untuk reasuransi.

Lebih jauh, rasio kecukupan premi ditambah hasil investasi terhadap pembayaran klaim juga berada di level solid, yakni 276 persen pada asuransi umum dan 259 persen pada reasuransi. Jika dihitung bersama biaya umum, rasionya tetap terjaga di 196 persen untuk asuransi umum dan 240 persen untuk reasuransi.

Optimisme Semester Kedua

Dengan capaian ini, industri asuransi umum dan reasuransi dipandang mampu menjaga momentum pemulihan hingga akhir tahun. Stabilitas metode akuntansi, pertumbuhan premi, dan hasil investasi yang konsisten diyakini dapat menjadi fondasi untuk memperkuat kinerja ke depan.

Meski masih ada tantangan berupa ketidakpastian ekonomi global dan risiko klaim besar, pelaku industri menilai langkah konsolidasi yang dilakukan sepanjang tahun lalu mulai membuahkan hasil positif.

Pemulihan ini juga menjadi sinyal bahwa sektor asuransi Indonesia semakin resilien dalam menghadapi dinamika pasar.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

MIND ID Optimistis, Laba Antam Jadi Motor Pertumbuhan Baru

MIND ID Optimistis, Laba Antam Jadi Motor Pertumbuhan Baru

Jadwal, Rute, dan Harga Tiket Kapal Feri Bira-Selayar September 2025

Jadwal, Rute, dan Harga Tiket Kapal Feri Bira-Selayar September 2025

Jasa Marga Genjot Inovasi Layanan, Kinerja Semester I-2025 Melesat

Jasa Marga Genjot Inovasi Layanan, Kinerja Semester I-2025 Melesat

PTPP Mantapkan Strategi, Kontrak Naik Hampir 30 Persen

PTPP Mantapkan Strategi, Kontrak Naik Hampir 30 Persen

Diskon Tambah Daya PLN Kalcer 2025 Segera Berakhir

Diskon Tambah Daya PLN Kalcer 2025 Segera Berakhir