
JAKARTA - Pergerakan harga minyak dunia pada perdagangan Jumat pagi, 8 Agustus 2025 di kawasan Asia relatif datar, namun tetap menunjukkan tren penurunan mingguan yang cukup dalam sejak akhir Juni. Sentimen pasar yang masih tertekan didorong oleh kekhawatiran terhadap prospek permintaan minyak global akibat penerapan tarif baru oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mitra dagang utama.
Kontrak berjangka Brent terpantau turun tipis 3 sen ke level US$ 66,40 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 6 sen ke US$ 63,82 per barel. Meski turun tipis, harga keduanya berpotensi mencatat koreksi mingguan cukup signifikan, lebih dari 4% untuk Brent dan lebih dari 5% untuk WTI.
Faktor Penyebab Tekanan Harga Minyak
Baca JugaDari Sampah Jadi Energi, Inovasi Hijau untuk Masa Depan Kota
Kebijakan tarif impor AS yang mulai berlaku Kamis kemarin menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan aktivitas ekonomi global. Kondisi ini dinilai bisa menekan permintaan energi secara keseluruhan, terutama minyak mentah. Analis dari ANZ Bank mencatat bahwa kenaikan tarif impor ini terhadap negara-negara mitra dagang utama AS menjadi beban bagi pasar minyak.
Di sisi lain, keputusan OPEC+ pada akhir pekan lalu yang memilih untuk mengakhiri pemangkasan produksi lebih cepat dari jadwal awal turut memberikan tekanan tambahan pada harga minyak. Kebijakan ini membuka potensi pasokan minyak yang lebih besar di pasar global, sehingga menekan harga.
Selain itu, faktor geopolitik juga memberikan warna tersendiri. Konfirmasi dari Kremlin terkait kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump dalam waktu dekat menimbulkan harapan diplomasi baru, terutama terkait konflik di Ukraina. Harapan ini turut mempengaruhi dinamika pasar minyak.
Tambahan tarif AS terhadap India yang membeli minyak mentah Rusia sempat membatasi pelemahan harga, namun analis StoneX memperkirakan dampak kebijakan tersebut terhadap ekspor minyak Rusia tidak akan signifikan. Sementara itu, sinyal dari Trump mengenai kemungkinan tarif serupa untuk China juga ikut mempengaruhi sentimen pasar.
Dengan berbagai tekanan tersebut, harga minyak masih harus menunggu faktor-faktor baru untuk menentukan arah selanjutnya. Jika penurunan berlanjut, WTI berpotensi mencatat penurunan berturut-turut terpanjang sejak Agustus 2021.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Mie Aceh, Cita Rasa Nusantara Penuh Rempah Khas
- 17 September 2025
2.
Rendang, Ikon Kuliner Nusantara dengan Reputasi Mendunia
- 17 September 2025
3.
Menikmati Pempek Palembang Autentik di Kota Malang
- 17 September 2025
4.
Rekomendasi Soto Betawi Nikmat di Gading Serpong
- 17 September 2025
5.
Menikmati Lezatnya Lumpia Semarang yang Terkenal Otentik
- 17 September 2025