
JAKARTA - Masyarakat kembali dihadapkan pada dinamika harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi di seluruh Indonesia. PT Pertamina (Persero) secara resmi melakukan penyesuaian harga yang berlaku sejak awal September 2025, dan pada Selasa, 16 September 2025, daftar harga terbaru di berbagai wilayah dapat dilihat dengan jelas.
Perubahan ini menyasar jenis BBM non-subsidi, seperti Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Kebijakan tersebut mengikuti Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang merupakan perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020. Sementara itu, untuk jenis BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Bio Solar, harganya masih tetap sama sehingga tidak menambah beban masyarakat yang mengandalkan BBM tersebut.
Penurunan Harga di Sejumlah Wilayah
Baca JugaDari Sampah Jadi Energi, Inovasi Hijau untuk Masa Depan Kota
Penyesuaian harga ini menunjukkan adanya tren penurunan pada beberapa jenis BBM. Misalnya, di wilayah Jabodetabek, harga Pertamax Turbo turun dari Rp13.200 per liter menjadi Rp13.100 per liter. Penurunan serupa juga terjadi pada Dexlite yang sebelumnya Rp13.850 per liter kini menjadi Rp13.600 per liter.
Selain itu, Pertamina Dex mengalami perubahan dari Rp14.150 per liter menjadi Rp13.850 per liter. Penurunan ini tentu disambut positif oleh pengguna kendaraan berbahan bakar non-subsidi, meskipun selisih harga tidak terlalu besar.
Untuk jenis Pertamax biasa dan Pertamax Green 95, tidak ada perubahan harga. Pertalite tetap berada di kisaran Rp10.000 per liter, dan Bio Solar subsidi masih di Rp6.800 per liter. Stabilitas harga untuk dua jenis BBM terakhir ini memberikan kepastian bagi kelompok masyarakat pengguna kendaraan roda dua maupun angkutan umum yang sangat bergantung pada harga terjangkau.
Harga BBM Pertamina per Wilayah Per 16 September 2025
Wilayah / Provinsi | Pertamax | Pertamax Turbo | Pertamax Green 95 | Dexlite | Pertamina Dex | Bio Solar Nonsubsidi |
---|---|---|---|---|---|---|
Aceh, Sumut, Jambi, Sumsel, Babel, Lampung | Rp12.500 | Rp13.400 | - | Rp13.900 | Rp14.150 | - |
Sumbar, Riau, Kepri, Bengkulu | Rp12.800 | Rp13.700 | - | Rp14.200 | Rp14.450 | - |
FTZ Sabang | Rp11.500 | - | - | Rp12.700 | - | - |
FTZ Batam | Rp11.700 | Rp12.450 | - | Rp12.900 | Rp13.150 | - |
DKI, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim | Rp12.200 | Rp13.100 | Rp13.000 | Rp13.600 | Rp13.850 | - |
Bali, NTB, NTT | Rp12.200 | Rp13.100 | - | Rp13.600 | Rp13.850 | Rp13.500 (khusus NTT) |
Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara | Rp12.500 | Rp13.400 | - | Rp13.900 | Rp14.150 | - |
Kalsel | Rp12.800 | Rp13.700 | - | Rp14.200 | Rp14.450 | - |
Sulawesi (Utara, Gorontalo, Tengah, Tenggara, Selatan, Barat) | Rp12.500 | Rp13.400 | - | Rp13.900 | Rp14.150 | - |
Maluku, Maluku Utara | Rp12.500 | - | - | Rp13.900 | - | - |
Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Pegunungan, Tengah, Barat Daya | Rp12.500 | Rp13.400 (khusus Papua) | - | Rp13.900 | Rp14.150 (Papua & PBD) | - |
Stabilitas dan Tantangan di Masa Mendatang
Kebijakan penyesuaian harga BBM non-subsidi ini menjadi bukti bagaimana harga energi di Indonesia tetap dipengaruhi oleh kondisi global sekaligus kebijakan dalam negeri. Penurunan harga Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite memberi sedikit ruang bagi konsumen, terutama mereka yang menggunakan kendaraan pribadi dengan kebutuhan bahan bakar premium.
Namun, perbedaan harga antarwilayah juga masih menjadi tantangan. Warga di FTZ Batam dan Sabang menikmati harga yang jauh lebih rendah dibandingkan wilayah lain. Hal ini wajar karena adanya skema perdagangan bebas dan insentif tertentu. Sebaliknya, masyarakat di Kalimantan Selatan atau Sumatera Barat harus membayar lebih mahal, meskipun selisihnya tidak terlalu besar.
Ke depan, masyarakat masih menunggu apakah tren penurunan ini akan berlanjut, atau justru terjadi kenaikan kembali apabila harga minyak dunia mengalami lonjakan. Apalagi, faktor geopolitik internasional seperti konflik dan kebijakan negara eksportir minyak sering kali menjadi variabel penting yang memengaruhi harga BBM di dalam negeri.
Bagi pemerintah, menjaga keseimbangan antara harga non-subsidi dan subsidi tetap menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah. Stabilitas harga Pertalite dan Bio Solar menunjukkan adanya upaya untuk melindungi kelompok masyarakat yang rentan, namun hal ini juga menuntut alokasi anggaran subsidi yang besar.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
KUR Mandiri 2025: Skema Plafon, Tenor, dan Keuntungan
- 16 September 2025
2.
Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Tembus Rp2,1 Juta
- 16 September 2025
3.
Update Harga Emas Antam Pegadaian 16 September 2025 Terbaru
- 16 September 2025
4.
Tas Branded Jadi Alternatif Investasi Modern yang Menguntungkan
- 16 September 2025
5.
20 Ide Bisnis Modal Kecil 2025 Paling Menjanjikan
- 16 September 2025