Rabu, 17 September 2025

Impor Asia Turun, Harga Batu Bara Tertekan ke Level Terendah

Impor Asia Turun, Harga Batu Bara Tertekan ke Level Terendah
Impor Asia Turun, Harga Batu Bara Tertekan ke Level Terendah

JAKARTA - Pasar batu bara global tengah menghadapi tekanan besar seiring melemahnya permintaan impor dari kawasan Asia. Lonjakan produksi lokal di China dan India membuat impor batu bara kedua negara tersebut turun signifikan, mendorong harga batu bara internasional anjlok ke level terendah dalam beberapa pekan terakhir.

Harga batu bara Newcastle kontrak Agustus 2025 tercatat melemah US$0,15 menjadi US$114,8 per ton. Sementara kontrak September turun US$0,2 menjadi US$117 per ton, dan kontrak Oktober terpangkas US$0,25 ke level US$118 per ton.

Pelemahan juga terlihat pada pasar Eropa. Harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2025 turun US$0,6 menjadi US$102,6 per ton, sedangkan kontrak September tetap di US$104,5 dan Oktober melemah US$0,1 menjadi US$105,65 per ton.

Baca Juga

Dari Sampah Jadi Energi, Inovasi Hijau untuk Masa Depan Kota

Lonjakan Produksi China dan India

Data dari Kpler yang dikutip kolumnis Reuters, Clyde Russell, menunjukkan bahwa impor batu bara termal Asia melalui jalur laut anjlok 7,8% pada Juli 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan ini terjadi meskipun Jepang dan Korea Selatan meningkatkan pembelian, namun belum mampu menutupi berkurangnya permintaan dari China dan India.

Secara kumulatif, pengiriman batu bara ke kawasan Asia pada Januari–Juli 2025 turun 8,4% dibanding periode yang sama di 2024. Bahkan, China mencatatkan volume impor batu bara terendah dalam dua setengah tahun terakhir pada Juni 2025, yaitu 33,04 juta ton, atau merosot 26% dari tahun sebelumnya dan turun 8% dari Mei.

Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China memprediksi total impor batu bara 2025 bisa turun 50–100 juta ton dibanding 2024. Faktor utamanya adalah melemahnya sektor properti, perlambatan industri, dan stok domestik yang semakin melimpah.

Sementara itu, India juga agresif meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan pada batu bara impor, yang membuat volume pengiriman luar negeri ke negara tersebut menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Permintaan Lesu, Harga Batu Bara Terus Terkoreksi

Walaupun ada kenaikan impor di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan pada Juli dibanding bulan sebelumnya, total permintaan kawasan Asia tetap berada di bawah level tahunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar masih dibayangi kelebihan pasokan akibat peningkatan produksi domestik dua konsumen terbesar dunia tersebut.

Dengan tren ini, analis memperkirakan harga batu bara bisa terus berada dalam tekanan dalam jangka pendek. Ketidakpastian permintaan Asia, ditambah dengan stok tinggi dan perlambatan industri di China serta India, menjadi faktor utama yang menahan pergerakan harga untuk pulih.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Gabah Melonjak, Petani Cirebon Genjot Produksi Padi

Harga Gabah Melonjak, Petani Cirebon Genjot Produksi Padi

CDIA Genjot Bisnis Logistik, Laba Meroket Hingga 347 Persen

CDIA Genjot Bisnis Logistik, Laba Meroket Hingga 347 Persen

Pertamina Patra Niaga Sukses Gelar Drag Fest Berbasis Sustainability

Pertamina Patra Niaga Sukses Gelar Drag Fest Berbasis Sustainability

Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Update Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru September 2025

Update Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru September 2025