Rabu, 17 September 2025

Harga Batu Bara Masih Bullish Meski Sempat Melemah

Harga Batu Bara Masih Bullish Meski Sempat Melemah
Harga Batu Bara Masih Bullish Meski Sempat Melemah

JAKARTA - Harga batu bara global kembali menjadi sorotan setelah mengalami penurunan tipis di akhir pekan, meskipun secara keseluruhan tren pergerakannya masih menunjukkan penguatan. Kondisi ini memberi sinyal bahwa permintaan energi, terutama di belahan bumi utara, masih menjadi pendorong utama pasar batu bara.

Pada penutupan perdagangan Jumat (1/8/2025), kontrak batu bara ICE Newcastle untuk pengiriman bulan depan berada di level US$ 114,9 per ton, melemah 0,22% dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya. Meski begitu, sepanjang pekan lalu harga batu bara tetap mencatat kenaikan 1,01%, dan dalam sebulan terakhir bahkan sudah naik 2,13%.

Musim Panas Jadi Pendorong Permintaan

Baca Juga

Dari Sampah Jadi Energi, Inovasi Hijau untuk Masa Depan Kota

Kenaikan permintaan energi di musim panas mendorong tren bullish batu bara, khususnya di negara-negara belahan bumi utara. Musim panas kali ini diwarnai fenomena Dunkelflaute, yaitu periode saat angin melemah dan langit berawan sehingga kapasitas energi terbarukan seperti angin dan surya menurun.

Dalam situasi seperti ini, banyak negara Eropa terpaksa meningkatkan penggunaan batu bara agar pasokan listrik tetap terjaga. Konsumsi listrik meningkat akibat penggunaan pendingin ruangan (AC) yang melonjak, sehingga batu bara kembali menjadi pilihan untuk menjaga stabilitas energi.

Analisis Teknikal Harga Batu Bara

Lalu bagaimana arah pergerakan harga batu bara hari ini? Dari perspektif teknikal harian (daily time frame), harga batu bara masih berada dalam zona bullish.

Relative Strength Index (RSI) saat ini di level 71, yang menunjukkan tren bullish, namun sudah mendekati area jenuh beli (overbought).

Stochastic RSI berada di 76, menandakan momentum beli masih kuat di pasar.

Meski tren masih positif, potensi koreksi harga tetap terbuka. Target support terdekat berada di kisaran US$ 114–112 per ton, dan bila tertembus, harga bisa terkoreksi lebih jauh ke US$ 108–103 per ton.

Sementara itu, target resisten terdekat berada di level US$ 118 per ton. Jika harga mampu menembus area ini, ada peluang penguatan lanjutan hingga US$ 120–124 per ton, bahkan ke level US$ 130–133 per ton pada resisten berikutnya.

Kesimpulan Pasar Hari Ini

Pasar batu bara saat ini masih memperlihatkan optimisme meski sempat mengalami pelemahan harian. Peningkatan konsumsi listrik di musim panas dan fenomena Dunkelflaute menjadi faktor yang menopang tren bullish. Namun, investor tetap perlu mewaspadai risiko koreksi jangka pendek karena indikator teknikal sudah mendekati area jenuh beli.

Bagi pelaku pasar, memahami level support dan resisten menjadi kunci untuk menentukan langkah selanjutnya di tengah fluktuasi harga batu bara yang masih dinamis.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Gabah Melonjak, Petani Cirebon Genjot Produksi Padi

Harga Gabah Melonjak, Petani Cirebon Genjot Produksi Padi

CDIA Genjot Bisnis Logistik, Laba Meroket Hingga 347 Persen

CDIA Genjot Bisnis Logistik, Laba Meroket Hingga 347 Persen

Pertamina Patra Niaga Sukses Gelar Drag Fest Berbasis Sustainability

Pertamina Patra Niaga Sukses Gelar Drag Fest Berbasis Sustainability

Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Update Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru September 2025

Update Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru September 2025