Kereta Api di Sri Lanka Tergelincir Usai Menabrak Gajah, Tidak Ada Korban Jiwa di Pihak Penumpang
- Jumat, 21 Februari 2025

JAKARTA - Sebuah kereta api penumpang di Sri Lanka tergelincir setelah menabrak kawanan gajah pada Kamis, 20 Februari 2025 dini hari. Meski insiden tersebut mengakibatkan tergelincirnya kereta, tidak ada laporan mengenai korban jiwa dari pihak penumpang.
Dilansir dari Channel NewsAsia, kecelakaan terjadi di dekat suaka margasatwa Habarana, sekitar 180 kilometer sebelah timur ibu kota Kolombo. Kereta ekspres yang sedang melaju dalam perjalanan menabrak sekawanan gajah yang tengah melintasi jalur sebelum fajar.
Dampak Kecelakaan dan Penyelamatan Gajah
Baca Juga
Polisi setempat melaporkan bahwa meskipun kereta mengalami tergelincir, tidak ada korban jiwa atau cedera serius di antara penumpang. "Kereta tergelincir, tetapi tidak ada korban di antara penumpang," ujar pihak kepolisian dalam keterangannya.
Sementara itu, otoritas satwa liar setempat tengah melakukan perawatan terhadap dua ekor gajah yang selamat dari kecelakaan tersebut. Rekaman video yang beredar menunjukkan seekor gajah berdiri berjaga di samping gajah lainnya yang terluka, dengan belalai mereka melingkar satu sama lain.
Konflik Manusia dan Gajah yang Kian Meningkat
Sri Lanka saat ini menghadapi meningkatnya konflik antara manusia dan gajah akibat penyusutan habitat alami satwa tersebut. Dengan populasi sekitar 7.000 ekor gajah liar, pemerintah Sri Lanka menganggap hewan ini sebagai harta nasional yang memiliki nilai budaya tinggi dalam tradisi Buddha.
Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi di daerah tersebut. Pada September 2018, kejadian serupa terjadi ketika sebuah kereta menabrak induk gajah yang sedang hamil beserta dua anaknya hingga tewas.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Sri Lanka, Anton Jayakody, menyampaikan keprihatinannya terkait konflik antara manusia dan gajah yang terus meningkat. "Sebanyak 150 orang dan 450 gajah tewas dalam bentrokan sepanjang tahun 2023," ujarnya. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencatat 145 korban jiwa manusia dan 433 gajah.
Upaya Pemerintah Mengurangi Konflik
Untuk mengurangi risiko kecelakaan serta konflik antara manusia dan satwa liar, pihak berwenang telah mengeluarkan kebijakan bagi masinis untuk mematuhi batas kecepatan tertentu saat melewati area yang sering dilintasi gajah. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan guna mengurangi interaksi langsung antara manusia dan gajah.
"Kami berencana untuk memperkenalkan beberapa penghalang, termasuk pagar listrik, parit, atau pencegah lainnya, untuk mempersulit gajah liar tersesat ke desa-desa," kata Jayakody.
Selain itu, studi terbaru mengungkapkan bahwa gajah Asia memiliki perilaku sosial yang sangat kuat, termasuk menunjukkan tanda-tanda berkabung terhadap kematian sesama mereka. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya upaya konservasi bagi spesies yang kini dikategorikan sebagai terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Saat ini, populasi gajah Asia diperkirakan hanya tersisa sekitar 26.000 ekor di alam liar, dengan sebagian besar tersebar di India dan beberapa wilayah Asia Tenggara. Upaya konservasi menjadi sangat krusial untuk menjaga kelangsungan hidup spesies ini di tengah ancaman perambahan habitat dan meningkatnya interaksi dengan manusia.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Lava Bold N1 5G: Smartphone Murah dengan Fitur Premium
- 16 September 2025
2.
Tips Bermain Egrang Agar Tubuh dan Mental Seimbang
- 16 September 2025
3.
Manfaat Berkuda, Olahraga Seru Tingkatkan Kesehatan Tubuh
- 16 September 2025
4.
Panahan, Olahraga Tradisi yang Latih Fokus dan Kesabaran
- 16 September 2025
5.
4 Tempat Menikmati Pempek Palembang di Kota Malang
- 16 September 2025