
JAKARTA - Keberlanjutan energi hijau kini menjadi fokus utama di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat. General Manager PLTP Kamojang, I Made Budi Kesuma, menegaskan bahwa ekspansi dan pengembangan panas bumi tidak boleh hanya mengejar kapasitas semata, tetapi juga harus menjaga keberlangsungan sumber daya untuk generasi mendatang.
Budi mengungkapkan adanya rencana untuk menambah kapasitas terpasang melalui pembangkit baru dengan potensi sekitar 70 MW. Rencana ini didasarkan pada hasil kajian bahwa di sekitar area Kamojang masih terdapat sumber daya panas bumi yang belum termanfaatkan.
“Kami ada rencana ekspansi ke arah lain, karena ada sumber daya lain yang kami rasa masih ada di sekitar sini, kurang lebih 70 MW,” jelas Budi, Kamis (18/9/2025).
Baca Juga
Fokus pada Ekspansi yang Terukur
Saat ini, pihak pengelola masih mempersiapkan perizinan yang dibutuhkan sebelum eksplorasi dilakukan. Targetnya, pada 2027 kegiatan eksplorasi sudah bisa dimulai. Meski begitu, Budi menegaskan bahwa langkah ekspansi dilakukan secara terukur.
PLTP Kamojang sendiri merupakan pionir panas bumi di Indonesia. Sejak 1983, kawasan ini telah beroperasi dengan lima unit pembangkit berkapasitas total 235 MW. Semua unit yang ada sudah terikat kontrak dan beroperasi dengan baik hingga sekarang.
“Karena 5 unit yang sekarang sudah terikat kontrak, kami harus menjamin bahwa reservoir-nya sustain,” ujarnya.
Menurut perhitungan teknis, pemanfaatan reservoir sebesar 235 MW masih memungkinkan PLTP Kamojang beroperasi hingga puluhan tahun ke depan. Meski demikian, manajemen memilih langkah hati-hati.
“Kami tidak mau reservoir ini jadi over-exploit, oleh karena itu kami mencoba untuk mengembangkan ke arah lain, sehingga operasi di sini tetap sustain,” tambah Budi.
Potensi Hidrogen dari Panas Bumi
Selain fokus pada ekspansi kapasitas, PLTP Kamojang juga menaruh perhatian pada pengembangan hidrogen. Menurut Budi, sumur-sumur panas bumi yang sudah bertekanan rendah atau low pressure bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen sebagai energi baru.
Ia menyebutkan rencana mempelajari terlebih dahulu proses komersialisasi hidrogen yang sedang dikembangkan di Ulubelu. Setelah model bisnis dan teknologinya terbukti, Kamojang akan mempersiapkan langkah serupa.
“Setelah terdapat kepastian, baik dari sisi komersialisasi dan regulasi hidrogen, maka tidak menutup kemungkinan Kamojang juga akan mengembangkan hidrogen,” kata Budi.
Namun, untuk mencapai itu, diperlukan regulasi yang lebih tegas mengenai pengembangan hidrogen di Indonesia. Kepastian regulasi akan menjadi dasar penting sebelum proyek besar ini bisa berjalan dengan aman dan menguntungkan.
Menjaga Warisan Energi Hijau
PLTP Kamojang bukan sekadar fasilitas pembangkit, melainkan juga monumen sejarah energi hijau Indonesia. Sebagai PLTP pertama di tanah air, Kamojang menjadi saksi perjalanan panjang pengembangan energi panas bumi sejak awal 1980-an.
Dengan pengelolaan yang dilakukan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Kamojang telah membuktikan dirinya sebagai salah satu aset vital dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia.
Ke depan, ekspansi sebesar 70 MW dan rencana pengembangan hidrogen menunjukkan bahwa Kamojang tidak berhenti pada status sebagai pelopor. Kawasan ini ingin terus berada di garis depan, memastikan energi panas bumi menjadi tulang punggung energi hijau nasional.
Budi optimistis bahwa dengan pengelolaan yang hati-hati, reservoir Kamojang bisa terus memberi manfaat hingga beberapa dekade ke depan. Sementara itu, teknologi baru seperti hidrogen akan memperluas fungsi dan peran kawasan dalam menjawab kebutuhan energi masa depan.
Langkah ekspansi PLTP Kamojang bukan hanya soal menambah kapasitas listrik, tetapi juga menjaga keseimbangan antara eksplorasi dan konservasi. Dengan potensi tambahan 70 MW, peluang memperkuat pasokan listrik bersih semakin terbuka.
Di sisi lain, inisiatif untuk memanfaatkan sumur bertekanan rendah dalam pengembangan hidrogen menunjukkan visi jangka panjang yang sejalan dengan tren energi global.
Sebagai pionir, Kamojang kembali menegaskan posisinya sebagai pusat inovasi energi hijau di Indonesia. Bila rencana ini berhasil, bukan hanya Jawa Barat yang mendapat manfaat, tetapi juga seluruh negeri yang tengah bergerak menuju kemandirian energi berkelanjutan.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
KUR BSI 2025: Persyaratan, Tabel Angsuran, Tenor dan Plafon Pinjaman
- Jumat, 19 September 2025
KUR BCA 2025: Syarat Mengajukan, Tabel Angsuran, dan Tenor Pinjaman
- Jumat, 19 September 2025
KUR Mandiri 2025: Jenis, Simulasi Tabel Angsuran, dan Plafon Pinjaman
- Jumat, 19 September 2025
Berita Lainnya
PDC Perluas Layanan Non-Captive Lewat Kontrak Baru Bisnis Food dan Lodging Services
- Jumat, 19 September 2025
Terpopuler
1.
2.
Meriah! MyPertamina Tebar Hadiah 2025 Umumkan Pemenang Baru
- 19 September 2025
3.
City Gas Tour 2025 PGN Semarakkan Transisi Energi Bersih
- 19 September 2025
4.
Penemuan Sumur Panen-D11ST Jadi Dorongan Baru Migas
- 19 September 2025
5.
Akses Pangan Murah Kini Dekat Lewat Kolaborasi Bulog–SRC
- 19 September 2025