
JAKARTA - Jakarta tidak hanya sibuk dengan gedung tinggi dan hiruk-pikuk bisnis. Di sela kesibukan, ada satu kuliner tradisional yang sarat sejarah: Kerak Telor. Makanan ini bukan sekadar jajanan, tapi bagian dari identitas budaya Betawi.
Sejarah Panjang Kerak Telor
Kerak Telor sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda. Orang Betawi, khususnya di Menteng, bereksperimen dengan telur, ketan, dan kelapa parut.
Baca Juga
Awalnya makanan ini hanya dinikmati kalangan bangsawan, tapi sejak era Gubernur Ali Sadikin, jajanan ini mulai merakyat. Pedagangnya mudah ditemui di Monas, Kota Tua, hingga festival budaya.
Bahan-bahannya sederhana: beras ketan putih, telur ayam atau bebek, kelapa sangrai, ebi kering, bawang merah goreng, dan bumbu dapur.
Cara masak khasnya: adonan ditekan di wajan, lalu dibalik di atas bara arang hingga terbentuk kerak renyah.
Filosofi dan Nuansa Budaya
Kerak Telor bukan sekadar soal rasa, tapi juga filosofi. Telur melambangkan pemimpin, sedangkan campuran bumbu melambangkan rakyat. Semua berpadu harmonis dalam satu hidangan.
Proses membalik wajan di atas bara arang mengajarkan kesabaran. Terlalu cepat, hasilnya gagal—seperti pemimpin yang belum siap memegang tanggung jawab.
Pedagang Kerak Telor biasanya mengenakan pakaian tradisional Betawi, seperti sadaria atau pangsi. Jadi makan jajanan ini sekaligus menikmati nuansa budaya yang kental.
Akulturasi dan Ketahanan Budaya
Kerak Telor juga menjadi saksi akulturasi budaya di Jakarta. Pengaruh Cina, Arab, India, hingga Eropa berpadu dalam satu hidangan.
Hingga kini, Kerak Telor tetap dijaga meski makanan modern semakin merajalela. Hidangan ini membuktikan bahwa makanan sederhana bisa bertahan ratusan tahun dan tetap relevan.
Gurihnya telur, renyahnya kelapa sangrai, serta aroma khas dari bara arang membuat Kerak Telor sulit ditolak.
Pesan dan Identitas Betawi
Kerak Telor mencerminkan filosofi, sejarah, dan identitas Betawi. Satu piring memadukan rasa, budaya, dan cerita panjang masa lalu.
Bagi wisatawan maupun warga lokal, mencicipi Kerak Telor bukan sekadar pengalaman kuliner, tetapi juga perjalanan memahami budaya Betawi.
Kalau bertemu pedagang Kerak Telor di Monas, Kota Tua, atau festival budaya Jakarta, jangan ragu untuk mencoba.
Satu gigitan, dan rasa gurih renyah itu bisa membuat siapa pun jatuh cinta pada jajanan legendaris ini.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
12 Jenis Olahraga dan Manfaat untuk Kesehatan Badan
- 18 September 2025
2.
Jadwal Hari Ini: Pertandingan Voli Putri Livoli Nasional
- 18 September 2025
3.
Jadwal Lengkap Liga Inggris Akhir Pekan Ini 2025
- 18 September 2025
4.
Liga Italia 2024–2025: McTominay Bersinar Bersama Napoli
- 18 September 2025
5.
6 Pemain Senior Masih Bersinar Gemilang Serie A 2025/2026
- 18 September 2025