
JAKARTA - Membeli rumah dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi pilihan utama banyak orang untuk mewujudkan impian memiliki hunian sendiri. Namun, salah memilih skema KPR justru bisa membuat keuangan tertekan dan menyebabkan stres berkepanjangan. Oleh karena itu, memilih KPR yang tepat dan sesuai dengan kemampuan finansial sangat krusial agar cicilan rumah tetap aman dan tidak memberatkan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sejumlah tips penting yang bisa diikuti agar pembeli rumah tidak terjebak dalam beban cicilan yang berlebihan dan tetap nyaman dalam mengatur keuangan.
Jangan Terpikat Bunga Rendah Tanpa Paham Skema
Baca JugaKUR BRI 2025: Syarat Pengajuan, Simulasi Angsuran, dan Cara Mengajukan
Meski bunga KPR rendah terlihat menguntungkan, terutama bagi mereka yang memiliki budget terbatas, penting untuk memahami jenis bunga yang ditawarkan. Apakah bunga tersebut bersifat tetap (fixed) sepanjang tenor, atau akan berubah setelah masa tertentu?
Bunga rendah yang bersifat variabel atau floating bisa saja naik di masa mendatang sehingga cicilan bulanan ikut membengkak dan membuat keuangan jadi sesak. Untuk itu, disarankan agar calon debitur mengecek skema bunga dan mencari tahu secara detail melalui fitur Suku Bunga Dasar Kredit di situs resmi OJK.
Langkah ini akan membantu menghindari kejutan kenaikan cicilan yang bisa membuat stres dan membahayakan kondisi keuangan keluarga.
Sesuaikan Cicilan dengan Kemampuan Finansial
Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah memaksakan cicilan rumah melebihi kemampuan penghasilan. OJK menyarankan pembagian alokasi keuangan yang ideal untuk menjaga keseimbangan keuangan, yaitu: 10% untuk dana sosial, 20% untuk investasi atau tabungan, 30% untuk cicilan atau utang, dan 40% untuk kebutuhan sehari-hari.
Dengan alokasi ini, cicilan KPR sebaiknya tidak lebih dari 30 persen dari total penghasilan bulanan. Selain menjaga agar pengeluaran bulanan tetap terkendali, hal ini juga memberikan ruang aman jika terjadi kenaikan bunga yang berimbas pada peningkatan cicilan.
Menghitung kemampuan finansial secara cermat sebelum memilih rumah akan menghindarkan dari risiko gagal bayar, sekaligus menjaga kestabilan keuangan dalam jangka panjang.
Pastikan Kredibilitas Developer Terjamin
Selain memilih skema KPR yang tepat, kredibilitas pengembang atau developer properti juga harus diperhatikan. Cari tahu seberapa lama developer tersebut berkecimpung di dunia properti, berapa banyak proyek yang sudah selesai, dan bagaimana kualitas bangunan yang mereka hasilkan.
Hal ini penting agar rumah yang dibeli benar-benar layak huni dan sesuai dengan standar yang berlaku. Calon pembeli dapat memanfaatkan aplikasi Sistem Registrasi Pengembang (SIRENG) yang dikelola Kementerian PUPR untuk mengecek legalitas dan reputasi developer secara transparan.
Memastikan kredibilitas developer bisa menjadi jaminan investasi properti yang lebih aman dan menghindari masalah di kemudian hari.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, calon pembeli rumah dapat lebih tenang dalam memilih KPR dan tidak perlu khawatir dengan cicilan yang membebani. Pengetahuan tentang skema bunga, alokasi penghasilan, dan reputasi developer menjadi kunci utama agar proses pembelian rumah berjalan lancar dan sesuai rencana.
Memiliki rumah idaman dengan pembiayaan yang tepat akan membawa kenyamanan dan kebahagiaan tanpa harus mengorbankan kestabilan keuangan keluarga.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
KUR BSI 2025: Jenis, Plafon, Simulasi, Syarat Pengajuan, dan Keunggulan
- Selasa, 16 September 2025
Terpopuler
1.
Lava Bold N1 5G: Smartphone Murah dengan Fitur Premium
- 16 September 2025
2.
Tips Bermain Egrang Agar Tubuh dan Mental Seimbang
- 16 September 2025
3.
Manfaat Berkuda, Olahraga Seru Tingkatkan Kesehatan Tubuh
- 16 September 2025
4.
Panahan, Olahraga Tradisi yang Latih Fokus dan Kesabaran
- 16 September 2025
5.
4 Tempat Menikmati Pempek Palembang di Kota Malang
- 16 September 2025