
JAKARTA - Sebanyak 320.000 meter persegi lahan milik Keraton Yogyakarta atau Sultan Ground resmi disetujui untuk digunakan dalam pembangunan dua proyek jalan tol strategis nasional. Penyerahan lahan tersebut ditandai dengan diserahkannya Serat Kekancingan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dokumen simbolis Serat Kekancingan itu diserahkan langsung kepada Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Roy Rizali Anwar, sebagai bentuk legitimasi penggunaan lahan untuk mendukung kelancaran pembangunan tol. Serah terima ini sekaligus mencerminkan kehormatan dan nilai budaya antara Keraton Yogyakarta dan pemerintah.
“Dengan diserahkannya Serat Kekancingan ini, kami menyadari bahwa proses ini melibatkan aspek teknis, hukum, sosial, dan kultural yang sangat kompleks,” ujar Roy.
Baca Juga
Dua proyek strategis nasional yang akan menggunakan lahan Keraton adalah Jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo dan Jalan Tol Yogyakarta–Bawen. Total lahan yang digunakan untuk proyek Jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo mencapai 245.302 meter persegi, terdiri dari 177 bidang tanah desa dan 17 bidang Sultan Ground.
Dibagi dalam Tiga Tahap Pembangunan
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian mengungkapkan bahwa pembangunan tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama mencakup ruas Kartasura–Klaten, dengan ruas Klaten–Prambanan telah beroperasi meski belum dikenakan tarif.
“Untuk ruas Prambanan–Purwomartani, progres fisik konstruksinya telah mencapai 78,93 persen. Sementara ruas Purwomartani–Maguwo dan JC Sleman–Trihanggo saat ini masih dalam tahap pembangunan,” jelas Wilan.
Lebih lanjut, Wilan menyebutkan bahwa tahap dua dan tiga masih dalam proses pembebasan lahan. Jalan tol ini ditargetkan dapat beroperasi secara penuh pada tahun 2028.
Tol Yogyakarta–Bawen Tempuh 75 Kilometer, Terbagi Enam Seksi
Selain itu, proyek Jalan Tol Yogyakarta–Bawen akan dibangun di atas lahan seluas 75.440,75 meter persegi yang mencakup 90 bidang tanah desa dan delapan bidang tanah lainnya. Jalan tol ini memiliki total panjang 75,12 kilometer dan dibagi dalam enam seksi pembangunan.
Seksi 1 mencakup Yogyakarta–SS Banyurejo sepanjang 8,8 km, Seksi 2 SS Banyurejo–Borobudur sepanjang 15,2 km, Seksi 3 Borobudur–SS Magelang 8,1 km, Seksi 4 SS Magelang–SS Temanggung sepanjang 16,65 km, Seksi 5 SS Temanggung–SS Ambarawa sepanjang 21,39 km, dan Seksi 6 SS Ambarawa–JC Bawen sepanjang 4,98 km.
Dengan dimulainya pembangunan dua tol strategis nasional tersebut, diharapkan konektivitas wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan sekitarnya akan meningkat signifikan serta mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga Sawit Plasma Riau Periode 17–23 September 2025 Turun
- 17 September 2025
2.
Industri Hulu Migas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2025
- 17 September 2025
3.
Indonesia Siap Tambah Kapasitas Energi Terbarukan Hingga 2040
- 17 September 2025
4.
Pembangunan Infrastruktur 2026 Digenjot dengan Anggaran Besar
- 17 September 2025
5.
KUR Perumahan 2025 Didorong Percepat Program Sejuta Rumah
- 17 September 2025