
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur tak hanya soal beton dan aspal, tetapi juga pemantik roda ekonomi di daerah. Progres pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Pekanbaru–Rengat seksi Pekanbaru–Kandis telah mencapai 57 persen hingga akhir Juni 2025, dan dampaknya mulai dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. PT Hutama Karya (Persero), selaku pelaksana proyek, optimistis penyelesaian tepat waktu akan mendorong konektivitas sekaligus pertumbuhan ekonomi regional di Riau.
Konektivitas Jadi Motor Logistik dan Mobilitas
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo, menjelaskan bahwa proyek jalan tol ini dirancang untuk mempercepat arus barang dan orang antarkota di Riau. “Tol ini akan mempercepat konektivitas antarkota di Riau dan memudahkan distribusi barang dan jasa,” ungkapnya dalam keterangan resmi.
Baca JugaJadwal Lengkap Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo 18 September 2025
Ruas Pekanbaru–Kandis yang sepanjang 30,2 kilometer merupakan bagian integral dari proyek Tol Pekanbaru–Rengat. Nantinya, ruas ini akan terhubung langsung dengan jalur strategis lainnya, seperti Tol Pekanbaru–Padang dan Pekanbaru–Dumai, menciptakan jejaring logistik yang lebih efisien di Sumatra bagian tengah.
Hutama Karya menargetkan penyelesaian ruas ini sesuai jadwal, yakni beroperasi penuh pada 2026. Dengan selesainya proyek ini, waktu tempuh akan semakin singkat dan efisiensi logistik meningkat, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan industri pengolahan di Riau.
Dampak Ekonomi Lokal Mulai Terlihat
Selain percepatan konektivitas, proyek ini juga membawa dampak ekonomi langsung bagi masyarakat setempat. Tjahjo menyebutkan bahwa selama proses konstruksi, Hutama Karya telah menyerap lebih dari 500 tenaga kerja lokal. Hal ini membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan perputaran uang di daerah.
Tak hanya itu, keterlibatan UMKM lokal juga menjadi prioritas. UMKM binaan dilibatkan untuk penyediaan makanan, jasa kebersihan, dan kebutuhan operasional proyek lainnya. “Tidak hanya infrastruktur, tapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi perhatian kami,” tegas Tjahjo.
Langkah ini selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya fokus pada hasil fisik proyek, tetapi juga pada penguatan sosial ekonomi masyarakat. Hutama Karya juga menegaskan bahwa proyek dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik, mengutamakan keselamatan kerja, dan meminimalkan dampak lingkungan.
Dengan proyek infrastruktur yang terus dikebut ini, harapannya tak hanya mendongkrak konektivitas, tapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih besar di masa depan.
Proyek Tol Pekanbaru–Rengat tak lagi sekadar catatan teknis dalam program percepatan infrastruktur. Lebih dari itu, ia telah menjadi fondasi awal bagi pertumbuhan ekonomi daerah, membuka lapangan kerja, dan memberdayakan pelaku usaha kecil. Jika penyelesaian proyek berjalan sesuai rencana hingga 2026, maka transformasi ekonomi Riau bukan sekadar wacana—melainkan kenyataan yang dirasakan langsung oleh masyarakatnya.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
6 Pilihan Perumahan Subsidi di Depok, Harga Terjangkau Mulai Rp140 Jutaan
- Kamis, 18 September 2025
Berita Lainnya
Diskon 50 Persen Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja Informal
- Kamis, 18 September 2025
Properti Premium Tangerang, Hunian Berkualitas dan Harga Lebih Terjangkau
- Kamis, 18 September 2025
Terpopuler
1.
Harga Sembako di Bali Berfluktuasi, Cabai Merah Paling Mahal
- 18 September 2025
2.
3.
3 Proyek Tol Baru Jawa Barat Target Rampung Tahun 2029
- 18 September 2025
4.
Infrastruktur Raksasa Pantura, Giant Sea Wall Senilai Rp1.280 T
- 18 September 2025
5.
Daihatsu Siapkan Mobil Listrik Ayla EV untuk Indonesia
- 18 September 2025