Selasa, 16 September 2025

Strategi Bank Dunia untuk Mendorong Investasi Swasta di Negara Berkembang

Strategi Bank Dunia untuk Mendorong Investasi Swasta di Negara Berkembang

JAKARTA - Bank Dunia sedang berusaha untuk meningkatkan jumlah investasi dari sektor swasta ke negara-negara berkembang. Ajay Banga, Presiden Bank Dunia, mengumumkan bahwa pihaknya telah berhasil menggalang modal swasta sebesar US$ 41 miliar atau sekitar Rp 647 triliun untuk negara-negara berkembang pada tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan dari Reuters pada Minggu (24/3/2024), jumlah ini termasuk dalam penerbitan obligasi sektor swasta senilai US$ 42 miliar atau sekitar Rp 663 triliun. Banga menyatakan bahwa kemungkinan jumlah ini akan ditingkatkan tahun ini.

Namun, Banga menyoroti perlunya tindakan dari Bank Dunia dalam beberapa bidang untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi investasi sektor swasta di negara-negara berkembang. Salah satunya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, yang telah turun dari sekitar 6% menjadi hampir 4% dalam dua dekade terakhir.

Banga juga mencatat adanya kesenjangan yang signifikan di negara-negara berkembang, terutama dalam hal lapangan kerja. Diperkirakan bahwa 1,1 miliar generasi muda akan memasuki pasar kerja dalam dekade mendatang, namun perkiraan penciptaan lapangan kerja hanya sekitar 325 juta saja.

Baca Juga

KUR BRI 2025: Syarat Pengajuan,  Simulasi Angsuran, dan Cara Mengajukan

Bank Dunia telah mengumumkan serangkaian reformasi untuk mengatasi hambatan ini, termasuk mengkonsolidasikan struktur jaminan pinjaman dan investasi serta meningkatkan jaminan tahunannya menjadi US$ 20 miliar pada tahun 2030. Banga juga menyebut bahwa mulai minggu depan, bank sentral dan konsorsium lembaga pembangunan akan mulai mempublikasikan data pemulihan sektor swasta berdasarkan tingkat pendapatan daerah sebagai upaya untuk membangkitkan kepercayaan investor.

Bank Dunia juga berencana untuk menerbitkan data tentang gagal bayar sektor swasta yang dikelompokkan berdasarkan peringkat kredit, serta statistik gagal bayar negara dan tingkat pemulihan sejak tahun 1985.

Banga menekankan bahwa semua upaya ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi sektor swasta ke negara-negara berkembang untuk menciptakan dampak sosial yang lebih besar dan menciptakan lapangan kerja. Dia juga menyebut bahwa Bank Dunia sedang berupaya untuk membangun platform sekuritisasi jangka panjang yang akan mempermudah dana pensiun dan investor institusi lainnya menyalurkan dana sebesar US$ 70 triliun ke pasar negara berkembang. Dengan menggabungkan investasi besar dalam satu paket yang terstandarisasi, diharapkan dapat mendorong investasi yang signifikan dan mengatasi kendala-kendala terkait dengan pinjaman kecil yang tersebar dengan risiko dan harga masing-masing.



Redaksi

Redaksi

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BSI 2025: Jenis, Plafon, Simulasi, Syarat Pengajuan, dan Keunggulan

KUR BSI 2025: Jenis, Plafon, Simulasi, Syarat Pengajuan, dan Keunggulan

KUR BCA 2025: Keunggulan, Syarat, Cara Pengajuan, dan Simulasi

KUR BCA 2025: Keunggulan, Syarat, Cara Pengajuan, dan Simulasi

KUR Mandiri 2025: Skema Plafon, Tenor, dan Keuntungan

KUR Mandiri 2025: Skema Plafon, Tenor, dan Keuntungan

Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Tembus Rp2,1 Juta

Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Tembus Rp2,1 Juta

Update Harga Emas Antam Pegadaian 16 September 2025 Terbaru

Update Harga Emas Antam Pegadaian 16 September 2025 Terbaru