JAKARTA - Dalam sebuah pertemuan tertutup yang berlangsung di kantor Kementerian Keuangan, Rabu, 19 Februari malam, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, membahas salah satu proyek ambisius pemerintah, yaitu program penyediaan tiga juta rumah. Fokus pembahasan adalah pemberian dukungan likuiditas untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program tersebut.
Program tiga juta rumah ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengatasi defisit perumahan di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah penduduk tiap tahun, kebutuhan akan hunian yang layak menjadi semakin mendesak. Pemerintah, dalam hal ini, berupaya mencari solusi finansial yang tepat untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat memiliki rumah dengan harga terjangkau.
Salah satu langkah konkret yang direncanakan adalah melalui relaksasi Giro Wajib Minimum (GWM) oleh Bank Indonesia. Relaksasi ini akan memungkinkan perbankan memiliki lebih banyak dana likuid yang dapat disalurkan untuk pembiayaan perumahan.
Maruarar Sirait, dalam pernyataannya usai pertemuan, menjelaskan pentingnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan program ini. "Kami menyadari bahwa program tiga juta rumah ini membutuhkan kerja sama lintas sektor. Dukungan dari Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Bank Indonesia sangat vital untuk memastikan kita dapat memenuhi target ini," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif. "Pembiayaan ini bukan hanya soal anggaran, tetapi juga bagaimana menciptakan ekosistem ekonomi yang mendukung pemerintah dalam mencapai target nasional menekan angka backlog perumahan," kata Sri Mulyani.
Erick Thohir, yang juga hadir dalam pertemuan itu, menyoroti peran BUMN dalam proyek ini. "BUMN harus bisa menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan program ini. Kita punya kekuatan di sektor properti yang harus dimaksimalkan," tegas Erick.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan, bank sentral siap memberikan dukungan maksimal melalui kebijakan moneter yang progresif. "Bank Indonesia akan terus mendukung program pemerintah melalui kebijakan moneter dan perbankan yang proaktif. Relaksasi GWM ini adalah bagian dari komitmen tersebut," ujar Perry.
Program tiga juta rumah ini tidak hanya berfokus pada pembangunan unit baru, tetapi juga renovasi tiga juta rumah yang telah ada. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di berbagai wilayah.
Kesadaran akan pentingnya perumahan layak tampaknya terus meningkat, seiring dengan percepatan urbanisasi dan pertumbuhan populasi. Pemerintah berharap program ini bisa menjawab kebutuhan dasar masyarakat dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor konstruksi dan real estate.
Sri Mulyani memastikan bahwa alokasi anggaran dan kebijakan fiskal akan mendukung program ini sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. "Kita akan membuat penyesuaian yang diperlukan dalam kebijakan fiskal agar tujuan dari program ini bisa terwujud," kata Sri Mulyani menambahkan.
Selain dukungan dari sektor pemerintahan, Maruarar Sirait juga mengajak pihak swasta untuk ikut serta dalam proyek ini. "Kami berharap sektor swasta dapat melihat ini sebagai peluang besar dan berpartisipasi aktif. Sinergi antara pemerintah dan swasta adalah kunci keberhasilan," tuturnya.
Dengan menggabungkan kekuatan semua pemangku kepentingan, program tiga juta rumah ini diharapkan akan menjadi salah satu solusi konkret untuk mengatasi masalah perumahan yang dihadapi Indonesia saat ini. Ke depannya, pemerintah berharap inisiatif ini dapat menginspirasi program serupa di berbagai sektor lain.
Dalam konteks ekonomi global yang penuh tantangan, langkah pemerintah Indonesia untuk memperkuat pembangunan perumahan adalah upaya strategis untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan strategi yang matang dan dukungan penuh dari lembaga-lembaga terkait, program tiga juta rumah ini diharapkan dapat menjadi salah satu pencapaian besar pemerintah dalam upaya menyediakan hunian layak bagi seluruh rakyat Indonesia.