Selasa, 16 September 2025

10 Makanan yang Dihindari Keluarga Kerajaan Inggris

10 Makanan yang Dihindari Keluarga Kerajaan Inggris
10 Makanan yang Dihindari Keluarga Kerajaan Inggris

JAKARTA - Keluarga Kerajaan Inggris tidak hanya dikenal karena sejarah, protokol, dan gelar bangsawan, tetapi juga karena aturan ketat terkait pola makan. Menu sehari-hari anggota kerajaan tidak sembarangan; ada sejumlah makanan yang dilarang atau dihindari karena alasan kesehatan, etika, hingga tradisi. Dari daging mentah hingga sandwich, pilihan makanan mereka mencerminkan perhatian tinggi terhadap kesehatan dan citra publik.

Larangan Makanan Berdasarkan Kesehatan

Salah satu alasan utama keluarga kerajaan menetapkan aturan makanan adalah menjaga kesehatan dan keselamatan. Risiko keracunan makanan sangat dihindari, mengingat aktivitas mereka yang padat dan keterlibatan dalam acara resmi. Beberapa makanan yang masuk kategori ini antara lain:

Baca Juga

Jadwal Tagihan Iuran BPJS Kesehatan 2025

-Daging Mentah atau Setengah Matang
Daging yang belum dimasak sempurna dapat mengandung bakteri atau parasit berbahaya. Oleh karena itu, keluarga kerajaan menghindari daging mentah atau setengah matang untuk mencegah keracunan makanan.

-Kerang
Meskipun populer di berbagai hidangan mewah, kerang tidak pernah disajikan di meja keluarga kerajaan. Risiko racun alami atau kontaminasi menjadi alasan utama larangan ini.

-Air Keran Saat Bepergian
Dalam perjalanan internasional, anggota kerajaan memilih air mineral kemasan daripada air keran. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko kesehatan akibat bakteri atau polutan yang mungkin terkandung dalam air lokal.

-Jamur Truffle Segar
Truffle segar sangat mahal dan rawan rusak. Ratu Elizabeth II diketahui tidak mengonsumsi jamur truffle segar, sebagian karena alasan biaya pengadaan yang tinggi, namun juga untuk menghindari risiko keracunan dari produk yang kurang terkontrol.

Larangan Makanan Berdasarkan Etika dan Tradisi

Selain alasan kesehatan, ada beberapa makanan yang dihindari karena pertimbangan etika, citra, dan tradisi.

-Foie Gras
Raja Charles III menolak foie gras, makanan dari hati angsa atau bebek yang diproses secara khusus. Penolakan ini didasarkan pada proses produksinya yang dianggap kejam terhadap hewan, sejalan dengan perhatian terhadap kesejahteraan hewan.

-Bawang Putih
Aroma bawang putih yang kuat dianggap tidak pantas dalam acara resmi, karena dapat menimbulkan bau mulut. Oleh sebab itu, bawang putih jarang atau tidak pernah muncul di dapur istana.

-Stroberi Impor
Ratu Elizabeth II memilih untuk menghindari stroberi impor, karena khawatir terkait produk hasil rekayasa genetika (GMO). Fokusnya tetap pada makanan alami dan aman.

-Alkohol dari Sumber Luar
Minuman beralkohol yang dikonsumsi keluarga kerajaan biasanya dibawa sendiri dan tidak menerima alkohol dari pihak luar. Hal ini untuk menjaga kontrol kualitas dan keamanan, serta menghindari risiko kontaminasi.

Larangan Makanan Berdasarkan Pola Hidup

Pola makan anggota keluarga kerajaan juga memperhatikan keseimbangan nutrisi dan kesehatan jangka panjang.

-Nasi, Pasta, dan Kentang
Pada hari-hari biasa, makanan seperti nasi, pasta, dan kentang jarang disajikan, karena keluarga kerajaan berfokus pada pola makan sehat, rendah karbohidrat sederhana, dan seimbang.

-Sandwich Kotak
Sandwich berbentuk kotak dianggap tidak pantas di meja kerajaan. Selain alasan estetika, dalam sejarah Inggris, sandwich kotak memiliki konotasi negatif, bahkan sempat dikaitkan dengan simbol pengkhianatan.

Filosofi Dibalik Aturan Makanan Kerajaan

Aturan makanan keluarga kerajaan bukan sekadar larangan tanpa alasan. Setiap keputusan mencerminkan perhatian pada kesehatan, etika, dan citra publik. Dari memilih minuman hingga menghindari aroma tertentu, semua dilakukan untuk memastikan standar tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, larangan ini juga mengedukasi staf dan masyarakat yang terlibat dalam penyajian makanan. Setiap chef dan pelayan istana harus memahami aturan ini agar dapat menyiapkan hidangan yang sesuai dengan protokol kerajaan.

Pola makan ini juga menunjukkan bagaimana anggota kerajaan mengintegrasikan gaya hidup sehat dengan nilai tradisi. Tidak hanya soal apa yang boleh atau tidak, tetapi juga bagaimana makanan dikonsumsi dalam konteks sosial, acara resmi, dan kesehatan pribadi.

Dengan aturan yang ketat ini, anggota keluarga kerajaan dapat menjaga kesehatan, reputasi, dan nilai tradisi secara bersamaan. Meskipun terlihat sederhana, kebijakan ini menjadi bagian dari identitas kerajaan dan filosofi hidup yang dihormati oleh setiap anggota keluarga.

Kebiasaan ini juga memberi inspirasi bagi masyarakat luas, bahwa pemilihan makanan bukan hanya soal selera, tetapi juga etika, kesehatan, dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Siap Diluncurkan FlyJaya

Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Siap Diluncurkan FlyJaya

PT KAI Tingkatkan Keselamatan dengan Penyeberangan Baru Stasiun Cikini

PT KAI Tingkatkan Keselamatan dengan Penyeberangan Baru Stasiun Cikini

Perbandingan Mobil Listrik Terjangkau AION, Wuling, BYD

Perbandingan Mobil Listrik Terjangkau AION, Wuling, BYD

Promo Motor Listrik Honda Sulsel Semakin Menarik September

Promo Motor Listrik Honda Sulsel Semakin Menarik September

BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Cepat

BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Cepat