
JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil membukukan kinerja gemilang di semester I-2025 dengan meraih laba bersih Rp276,05 miliar. Capaian ini menandai pembalikan signifikan dari rugi bersih Rp6,16 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, sekaligus menunjukkan efektivitas strategi efisiensi dan penguatan bisnis digital yang dijalankan bank.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Eri Budiono, menegaskan bahwa kinerja positif ini merupakan hasil dari fokus pada pengembangan aset yang sehat, manajemen risiko yang lebih baik, serta efisiensi operasional.
“Capaian ini menegaskan strategi peningkatan kinerja operasional perbankan yang telah kami lakukan merupakan perubahan untuk memperkuat pondasi bisnis kami,” kata Eri.
Efisiensi dan Perbaikan Profitabilitas
Baca Juga
Selama semester I-2025, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) membaik menjadi 84,81% dari 100,27% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio Cost to Income (CIR) juga turun menjadi 29,95% dari sebelumnya 32,04%, menunjukkan efisiensi yang semakin optimal.
Perbaikan ini berdampak pada peningkatan rasio profitabilitas. Return on Assets (ROA) naik menjadi 3,09% dari -0,07%, sedangkan Return on Equity (ROE) melonjak ke 15,62% dari -0,37% di semester I-2024.
Selain itu, kualitas aset bank juga membaik. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun dari 3,88% menjadi 3,10%, sedangkan NPL net menurun dari 1,28% menjadi 0,32%. Meski total aset terkoreksi 5,8% YoY menjadi Rp17,96 triliun, BNC tetap memprioritaskan pertumbuhan berkualitas dengan prinsip kehati-hatian.
“Kami tetap melakukan upaya pertumbuhan dari sisi bisnis secara pruden dan terdiversifikasi, sambil menyiapkan produk dan layanan yang lebih luas untuk memberikan layanan prima bagi nasabah,” ujar Eri.
Salah satu produk unggulan yang diperkuat adalah Neo Pinjam, yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan masyarakat.
DPK dan Modal Inti Menguat
Di sisi penghimpunan dana, giro mencatat pertumbuhan signifikan 44,7% YoY menjadi Rp686,97 miliar. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp13,33 triliun, sedikit turun dari Rp14,76 triliun tahun lalu, namun menunjukkan pergeseran komposisi yang lebih sehat.
BNC juga memperkuat modal inti yang naik menjadi Rp3,67 triliun, dengan ekuitas mencapai Rp3,89 triliun. Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pun melonjak menjadi 41,27% dari 32,12%, memperkuat posisi permodalan bank untuk pertumbuhan ke depan.
“Kami optimis, ke depan BNC akan terus berkembang melalui inovasi produk, perluasan layanan digital, serta peningkatan kualitas operasional dan pelayanan untuk menjawab kebutuhan nasabah,” tutup Eri.
Dengan strategi efisiensi, digitalisasi layanan, dan penguatan permodalan, Bank Neo Commerce memantapkan diri sebagai salah satu bank digital yang tangguh dan siap tumbuh berkelanjutan di era perbankan modern.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
KUR BNI 2025: Plafon, Tenor, Simulasi, Persyaratan dan Cara Pengajuan
- Rabu, 17 September 2025
Terpopuler
1.
Harga Sawit Plasma Riau Periode 17–23 September 2025 Turun
- 17 September 2025
2.
Industri Hulu Migas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2025
- 17 September 2025
3.
Indonesia Siap Tambah Kapasitas Energi Terbarukan Hingga 2040
- 17 September 2025
4.
Pembangunan Infrastruktur 2026 Digenjot dengan Anggaran Besar
- 17 September 2025
5.
KUR Perumahan 2025 Didorong Percepat Program Sejuta Rumah
- 17 September 2025