Rabu, 17 September 2025

Update Harga BBM Pertamina Terbaru per 17 Juli 2025

Update Harga BBM Pertamina Terbaru per 17 Juli 2025
Update Harga BBM Pertamina Terbaru per 17 Juli 2025

JAKARTA - Mulai awal Juli 2025, PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya untuk jenis non-subsidi di berbagai daerah. Perubahan harga ini menjadi perhatian banyak konsumen, karena mempengaruhi biaya operasional harian terutama bagi para pengguna kendaraan pribadi dan industri transportasi.

Di Jawa Barat, misalnya, harga BBM jenis Pertamax naik dari Rp12.100 menjadi Rp12.500 per liter. Demikian pula Pertamax Turbo yang mengalami kenaikan dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter. Tidak hanya itu, BBM Pertamax Green 95 juga naik dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter. Harga Dexlite yang banyak digunakan kendaraan diesel ringan ikut naik dari Rp12.740 menjadi Rp13.320 per liter. Terakhir, Pertamina Dex tercatat naik dari Rp13.200 menjadi Rp13.650 per liter.

Penyesuaian ini berlaku secara merata di seluruh wilayah operasional Pertamina dengan variasi harga yang bergantung pada lokasi dan biaya distribusi. Konsumen di berbagai provinsi dapat melihat daftar lengkap harga BBM terbaru di SPBU-SPBU Pertamina masing-masing wilayah.

Baca Juga

Menginap di Langit Dubai, Sensasi Hotel Tertinggi Dunia

Daftar Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia

Berikut ini rincian harga BBM Pertamina yang berlaku hari ini, Kamis 17 Juli 2025, berdasarkan data dari MyPertamina.id, yang menunjukkan harga di berbagai provinsi dan zona perdagangan bebas (FTZ):

Di Aceh, harga Pertamax berada di Rp12.800 per liter, Pertamax Turbo Rp13.800, sementara Dexlite Rp13.610 dan Pertamina Dex Rp13.950.

Di wilayah Free Trade Zone Sabang, harga Pertamax lebih rendah yakni Rp11.800 per liter, dengan Dexlite di Rp12.460.

Sumatera Utara dan Sumatera Selatan menunjukkan harga yang sama dengan Aceh untuk jenis BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Dexlite.

Provinsi-provinsi di Kalimantan dan Sulawesi rata-rata mencatat harga Pertamax Rp12.800 hingga Rp13.100 per liter, dengan Dexlite berkisar Rp13.610.

Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY) menetapkan harga Pertamax Rp12.500 dan Dexlite Rp13.320.

Sementara itu, di zona FTZ Batam, harga Pertamax adalah Rp12.000 dan Dexlite Rp12.640.

Di Nusa Tenggara Timur, harga Pertamax Rp12.500, dengan solar nonsubsidi yang sedikit berbeda di angka Rp13.220.

Provinsi Papua dan sekitarnya juga mengikuti tren harga yang seragam di angka Pertamax Rp12.800 dan Dexlite Rp13.610.

Perlu dicatat, harga ini adalah harga eceran yang berlaku di SPBU Pertamina dan Pertashop, serta dapat berbeda sedikit tergantung pada biaya distribusi dan kebijakan lokal.

Dampak Penyesuaian Harga BBM terhadap Konsumen dan Industri

Penyesuaian harga BBM non-subsidi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk harga minyak global, biaya produksi, distribusi, dan inflasi. Kenaikan harga bahan bakar ini dapat memengaruhi biaya transportasi bagi masyarakat luas, khususnya pengguna kendaraan bermotor pribadi dan angkutan barang.

Kenaikan harga BBM non-subsidi juga menjadi indikator perkembangan pasar energi domestik dan respon Pertamina terhadap dinamika harga minyak dunia serta kebijakan pemerintah terkait energi. Dengan penyesuaian harga yang rutin dilakukan, Pertamina berharap dapat menjaga keseimbangan antara ketersediaan energi yang cukup dan keberlanjutan bisnis di sektor migas.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Promo Diskon 50 Persen Listrik PLN Bulan September

Promo Diskon 50 Persen Listrik PLN Bulan September

Harga Sawit Plasma Riau Periode 17–23 September 2025 Turun

Harga Sawit Plasma Riau Periode 17–23 September 2025 Turun

Industri Hulu Migas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2025

Industri Hulu Migas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2025

Indonesia Siap Tambah Kapasitas Energi Terbarukan Hingga 2040

Indonesia Siap Tambah Kapasitas Energi Terbarukan Hingga 2040

Pembangunan Infrastruktur 2026 Digenjot dengan Anggaran Besar

Pembangunan Infrastruktur 2026 Digenjot dengan Anggaran Besar