
JAKARTA - Menjelang pertemuan penting Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), harga minyak mentah kembali tertekan. Pasar saat ini berada dalam posisi menunggu, mencoba membaca arah kebijakan kelompok produsen minyak terbesar dunia tersebut, yang diperkirakan akan menyepakati peningkatan pasokan pada Minggu, 6 Juli 2025.
Ketidakpastian menjelang keputusan itu memicu tekanan baru terhadap harga. Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di bawah US$65 per barel pada Selasa pagi, setelah mencatat penurunan 0,6% pada sesi perdagangan Senin, 30 Juni 2025. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman September juga ditutup lebih rendah, jatuh ke bawah US$67 per barel.
Menurut survei yang melibatkan 32 pedagang dan analis, OPEC+ diperkirakan akan menyetujui peningkatan pasokan bulanan keempat secara berturut-turut. Kebijakan ini didorong oleh upaya Arab Saudi, sebagai pemimpin de facto kelompok tersebut, untuk merebut kembali pangsa pasar global yang sempat terganggu oleh berbagai faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi dari negara konsumen utama.
Baca Juga
Kondisi pasar minyak dalam tiga bulan terakhir juga mencerminkan ketidakstabilan yang cukup tinggi. Sepanjang kuartal terakhir, harga minyak mentah telah merosot sekitar 8,9%, mencerminkan periode yang penuh gejolak. Tekanan dimulai sejak April, menyusul pengumuman tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memicu kekhawatiran meluas akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Namun, pasar kemudian sempat berbalik arah pada pertengahan Juni ketika Israel melancarkan serangan ke Iran, yang mendorong lonjakan harga karena meningkatnya risiko geopolitik di kawasan Timur Tengah. Meski begitu, momentum kenaikan tidak bertahan lama setelah Presiden Trump mengumumkan gencatan senjata, yang pada akhirnya menghapus sebagian besar premi risiko yang sebelumnya mengangkat harga.
Situasi ini memperlihatkan bahwa pasar minyak saat ini sangat sensitif terhadap perkembangan politik dan kebijakan dari negara-negara besar, baik dari sisi produsen maupun konsumen. Dengan ketidakpastian menjelang keputusan OPEC+, investor dan pelaku pasar global masih menahan diri, menanti kepastian arah produksi global yang akan berdampak langsung terhadap pasokan dan harga minyak dunia.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga Sawit Plasma Riau Periode 17–23 September 2025 Turun
- 17 September 2025
2.
Industri Hulu Migas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2025
- 17 September 2025
3.
Indonesia Siap Tambah Kapasitas Energi Terbarukan Hingga 2040
- 17 September 2025
4.
Pembangunan Infrastruktur 2026 Digenjot dengan Anggaran Besar
- 17 September 2025
5.
KUR Perumahan 2025 Didorong Percepat Program Sejuta Rumah
- 17 September 2025