
JAKARTA - Serie A dikenal sebagai liga yang tak kenal kompromi—taktik ketat, pertahanan solid, dan persaingan sengit di setiap lini. Di balik atmosfer keras seperti itu, hanya sedikit pemain yang mampu bertahan lama. Namun, satu nama telah menembus batas ketahanan dan konsistensi: Gianluigi Buffon, penjaga gawang legendaris Italia, yang mencatat rekor 657 penampilan sepanjang kariernya di Serie A—terbanyak sepanjang sejarah kompetisi.
Menembus rekor ini bukan pencapaian biasa. Selama 26 tahun, Buffon menunjukkan dedikasi, performa tinggi, dan loyalitas luar biasa—unik di era sepak bola modern yang serba cepat dan berubah. Ia adalah figur yang menentang tren 'obi titel' dan menjadikan diri sebagai simbol kekuatan dan kebanggaan sepak bola Italia.
Awal Gemilang: Dari Parma ke Juventus
Buffon memulai debutnya bersama Parma saat baru berusia 17 tahun pada 1995. Klub ini menjadi batu loncatan penting dalam membentuk karakter dan reputasinya sebagai penjaga gawang berbakat. Kariernya terus menanjak, hingga ia bergabung dengan Juventus, klub terbesar di Italia, di musim panas 2001.
Baca Juga
Selama dua dekade di Turin, Buffon tampil konsisten—menjaga tiket utama dengan penampilan gemilang, rekor kebobolan rendah, dan kepemimpinan yang menyentuh. Tak heran jika Juventus meraih 10 Scudetto (gelar Serie A) di masa kariernya ini, meski beberapa kemudian dicabut dan gelar sempat dikembalikan menyusul skandal Calciopoli.
"Saya kembali ke Serie B demi Juventus, karena loyalitas lebih penting dibanding kalah atau menang," ungkapnya saat itu, mencerminkan jiwa kesetiakawanan di atas segalanya.
Konsistensi, Loyalitas, dan Keabadian
Buffon memang dikenal tak hanya piawai menjaga gawang, tetapi juga sebagai simbol kepercayaan. Kepulangannya ke Juventus setelah skandal dan degradasi 2006 menunjukkan integritas tinggi—memilih tetap di klub demi membangun kembali reputasi dan performa.
Serie A kembali dibuka bagi Buffon—bersama Juventus di Serie B, dan ia membantu klub kembali merajai Liga Italia. Rekornya di Serie A membuktikan evolusi dari kiper muda menjadi raksasa berusia matang yang menggabungkan teknis, pengalaman, dan mental baja.
Total penampilan: 657 di Serie A
Klub: Parma (1995–2001), Juventus (2001–2021, plus comeback singkat 2023)
Gelar Scudetto: 10 kali
Debut: Usia 17
Dampak Jangka Panjang bagi Serie A
Rekor ini bukan sekadar statistik — ini soal inspirasi bagi generasi berikutnya. Buffon menjadi bukti bahwa sebuah liga, meski keras, tetap bisa menjadi panggung bagi talenta bertahan lama. Sosoknya mengajarkan arti komitmen, pengabdian, dan profesionalisme.
Serie A kini tampil kembali sebagai liga berkelas, dan penampilan konsisten semacam Buffon menjadi contoh bagi kiper muda maupun pemain lainnya. Prestasinya juga mendorong klub Italia untuk menjaga kultur loyalitas dan kontinuitas.
Pembanding: Siapa yang Bisa Mengejar?
Di belakang Buffon, beberapa pemain konsisten seperti Francesco Totti dan Paolo Maldini sempat mencatat penampilan puluhan tahun. Namun, tidak ada yang menandingi durasi dan jumlah Buffon—sehingga gelar ‘penampilan terbanyak’ di Serie A saat ini tidak bisa digoyahkan.
Nama-nama seperti Paolo Maldini (AC Milan), Francesco Totti (AS Roma), atau bahkan Daniele De Rossi telah memainkan ratusan pertandingan. Namun, rekor 657 adalah kelas tersendiri—dianggap hampir ‘suci’ dan sulit dicapai.
Mengapa Rekor Buffon Sulit Ditandingi?
Posisi Kiper yang Stabil
Buffon selalu menjadi pilihan utama sejak usia dini. Tidak banyak pemain yang menjadi starter tetap sejak awal hingga hampir pensiun.
Fisiologi dan Gaya Permainan
Buffon memadukan refleks hebat, postur tinggi, dan wawasan reading permainan. Meski usianya bertambah, performa tetap prima dan minim cedera.
Profesionalisme Mental
Mentalitas dan komitmen tinggi memastikan ia tak mudah tergantikan—meskipun ada tekanan dari belokan taktik, transfer, atau regenerasi.
Kesetiaan pada Sebuah Klub
Buffon memegang teguh nilai loyalitas. Ia memilih bertahan di Juventus melalui fase sulit, yang sangat jarang terjadi dalam sepak bola modern.
Warisan dan Pelajaran dari Buffon
Rekor penampilan Serie A Buffon mengandung nilai lebih dalam:
Inspirasi bagi pemain muda: Tak hanya soal bakat, tetapi juga konsistensi dan pola pikir.
Manajemen tim: Buffer untuk menjaga stabilitas, regenerasi, dan harmoni musim demi musim.
Penguatan budaya klub: Loyalitas dan komitmen sebagai landasan bersama.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Diskon 50 Persen Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja Informal
- Kamis, 18 September 2025
Terpopuler
1.
12 Jenis Olahraga dan Manfaat untuk Kesehatan Badan
- 18 September 2025
2.
Jadwal Hari Ini: Pertandingan Voli Putri Livoli Nasional
- 18 September 2025
3.
Jadwal Lengkap Liga Inggris Akhir Pekan Ini 2025
- 18 September 2025
4.
Liga Italia 2024–2025: McTominay Bersinar Bersama Napoli
- 18 September 2025
5.
6 Pemain Senior Masih Bersinar Gemilang Serie A 2025/2026
- 18 September 2025